Kerja Praktek Bikin Galau #3

Nggak nyangka gue, usaha gue dalam mencari tempat untuk kerja praktek, ternyata bisa juga di tulis sampe berepisode-episode nggak jelas gini. Hah, sungguh memalukan.

Buat temen-temen yang sudah baca episode-episode sebelumnya (asli udah kayak sinteron aja), postingan yang kali ini bisa jadi adalah tulisan terakhir gue dalam mencari tempat KP. Ya, logikanya gini, berarti kalo gue tulis terus-menerus artinya gue masih galau, masih belom dapet tempat untuk kerja praktek. Dan mungkin bisa di bilang ini adalah tulisan kesimpulan dari perjalanan gue mencari tempat kerja praktek itu.

Mau tahu bagaimana kesimpulannya? Yuk baca lebih lanjut…

Ternyata nyari tempat kerja praktek itu susah ya...

Entah yang salah ini gue atau emang feng-shui gue lagi jelek-jeleknya. Dari sekian banyak temen-temen di kelas, gue termasuk mahasiswa galau yang masih meraba-raba “Dimanakah nantinya aku akan kerja praktek?”. Haduh, sedih banget gue bacanya.

Kenyataan pahit ini, mau nggak mau terpaksa harus gue terima juga. Di saat temen-temen gue sudah bisa senyum bahagia karena telah mendapatkan kepastian “bisa” kerja praktek di tempat yang mereka tuju. Gue masih sibuk ke sana ke mari mencari tempat untuk bisa kerja praktek (KP). Asli, bertolak belakang banget dengan gue.

Waktu itu gue bersama tim KP gue, Fatra dan Uda, lagi benar-benar dihadapkan dengan waktu yang sangat mepet. Kami hanya ada sisa waktu 3 minggu lagi untuk mencari tempat kerja praktek. Dan rasanya saat itu sangat mustahil banget bisa nemuin tempat/perusahaan yang mau nerima kami untuk KP di tempatnya di bulan Juni, mustahil bangetlah.

Belum cukup sampai di situ saja. Ada sisa waktu 3 minggu bukan berarti kami full time untuk mencari tempat KP saja. Tapi kami masih harus membagi fokus dengan kuliah, karena saat itu kami lagi dalam masa-masa UAS (Ujian Akhir Semester). Akhirnya, rasa pesimis pun tak terhindarkan lagi.

Terkadang, di sela-sela waktu jeda UAS, tim gue masih suka menyempatkan diri untuk berdiskusi kecil, sekedar bertukar pikiran tentang “mau mencari tempat kerja praktek dimana lagi” gitu. Namun berhubung lagi dalam masa UAS, jadi pas ngobrolnya suka ngalur ngidul gitu, karena kebetulan sambil ngapal pelajaran juga.

“Fat, kita mau ngajuin proposal KP ke perusahaan mana lagi nih?” Tanya gue ke Fatra.

“Nanti, gue mau pulang kampung dulu, Nyols. Mau nyoba ngajuin proposal KP ke PTBA” Jawab Fatra.

“Lo gimana, Da? Ada opsi lain nggak untuk tempat KP kita nanti?” Tanya gue ke Uda.

“….”

“….”

“Woy, Da! Onyols nanya tuh, jawab dulu kenapa?” Tambah Fatra.

“Iya, ada. Opsinya itu, agar perusahaan terhindar dari cybercrime, di harapkan setiap perusahaan  meningkatkan lagi keamanan perusahaanya…” Uda ngomong sampe Spongebob punya anak cucu.

Alhasil diskusinya pun tidak membuahkan hasil apapun. Dan Uda, akhirnya kami kurung dalam toilet.

….

Kamis, 22 Mei 2014. Akhirnya UAS di jurusan gue selesai. Kami terpaksa menyelesaikan UAS sampe tuntas terlebih dahulu tanpa diselingi waktu untuk mencari tempat KP sedikit pun. Bukan karena kami nggak bisa membagi fokus, tapi ya lihat saja hasil diskusi kecil waktu itu. Pembahasannya jadi ngalur ngidul.

Gara-gara menyelesaikan UAS sampe selesai. Waktu yang dimiliki tim gue pun makin sedikit yaitu hanya punya sisa waktu 9 hari untuk mendapatkan tempat kerja praktek. Rasa pesimis pun makin menggunung.

Sesuai diskusi kecil waktu itu (tanpa mendengarkan omongan Uda), kami pun terpaksa membagi tugas. Fatra benar-benar pulang kampung ke Tanjung Enim. Bukan bermaksud ninggalin kami, tapi dia disana pengen nyoba ngajuin proposal KP ke PTBA (salah satu perusahaan batubara terbesar di Indonesia). Sedangkan gue dan Uda, kami tetap bergerilya mencari tempat KP yang ada di kota Palembang.

Hari demi hari yang kami lalui saat itu penuh dengan keringat dan perjuangan. Pagi sampai siang, gue dan Uda bergerilya mencari tempat kerja praktek di Palembang. Malamnya, kami chat group nanyai perkembangan yang dilakuin Fatra di sana. 9 hari penuh kami melakukan hal seperti itu sampe bosan sendiri.

Dalam minggu-minggu itu, gue kurang bersahabat dengan socmed. Setiap kali buka sosial media, rasanya tuh empet banget ini hati. Buka facebook, twitter, instagram, friendster semuanya isinya sama. Berisi upload-an foto-foto KP dari teman-teman gue yang sudah mulai KP di tempatnya masing-masing.

How about me? Gue nangis di bawah pohon bongsai.

YA ALLAH… BANTU AIM YA ALLAH.

Gue bener-bener sedih saat itu, tapi gue juga nggak mau terlalu larut dalam kesedihan. Gue mesti bangkit. Gue masih harus berusaha nyari tempat KP sampai ketemu. Karena gue yakin kalo kita berusaha dengan sungguh-sungguh pasti Tuhan akan membantu kita.

Tanpa henti gue dan Uda bergerilya ke berbagai perusahaan di kota Palembang yang kira-kira ada divisi IT-nya. Gue sama Uda pernah nyoba ke perusahaan provider telekomunikasi yang lain yaitu XL. Tapi hasilnya sama, slot untuk KP di bulan Juni sudah penuh. Lagi-lagi di tolak. Sampai akhirnya, gue sama Uda nyoba ngajuin proposal KP ke Depkominfo (Departemen Komunikasi dan Informatika Palembang).

Alhamdulillah saat itu responnya bagus. Waktu itu kami berhadapan sama ibu, aduh gue lupa namanya. Ok, sebut saja namanya Inem Elizabeth. Bu Inem Elizabeth waktu itu bilang “Kalo untuk KP di bulan Juni awal, rasanya agak sulit, tapi kalo di pertengahan di bulan Juni besar kemungkinan bisa KP-nya sangat tinggi”. Dan kabar ini benar-benar menggemberikan hati gue sama Uda saat itu.

Tapi sayang, berita bahagia ini kurang begitu diminati Fatra. Dia mikirin soal pekerjaan apa saja yang bakal kami lakuin ketika KP di sana.

“Nanti di sana kita mau ngapain aja, Nyols?”

“Yakin lo yang kita lakuin nanti bakal berhubungan dengan jurusan kita kuliah?”

“Atau jangan-jangan kita cuma bantuin nginput data, bikinin kopi, dan foto-foto kayak temen-temen kita yang lain gitu?”

Setelah Fatra ngomong kayak gitu, gue juga akhirnya berpikir. “Wah, bener juga ini”. Karena sewaktu gue dan Uda ke kantornya waktu itu, ya kondisi kantornya kayak departemen umumnya gitu lho dan juga karyawannya rata-rata berusia 30 tahun ke atas. I think you know what I mean. Akhirnya, tim gue pun mengurungkan niat untuk KP di Depkominfo Palembang.

Lagian gue juga nggak mau kalo KP gue hanya duduk-duduk manja. Rasanya rugi aja gitu, udah usaha sampe sejauh ini, pas KP-nya cuma bisa ngongkang-ngongkang. Lantas ilmu kita pas kuliah mau di kemanain? Uhm… *kesambet jin bijak*

….

Hari-hari yang tim gue lakuin saat itu hanyalah bisa pasrah sembari menunggu kabar dari PTBA. Sampai bulan Mei selesai pun, kepastian diterima atau tidak diterimanya kami dari perusahaan itu tetap tak kunjung datang. Saat itu gue udah makin pesimis untuk bisa KP.

Sampai akhirnya, berita bahagia pun datang. Senin, 2 Juni 2014, sekitar jam 7 malam. Fatra mengabari gue, kalo kami DI TERIMA KERJA PRAKTEK DI PTBA. IYA KAMI DI TERIMA :’)

Saat itu gue nggak bisa lagi deh menyembunyikan perasaan bahagia gue. Rasanya kayak habis dapet hadiah dari beli sabun colek, hadiahnya ngedate bareng Pevita Pearce sehari semalam di puncak gunung Jaya Wijaya, Papua. Gokil ya!

Ya, itulah kesimpulan dari perjalanan panjang gue mencari tempat untuk kerja praktek (KP). 3 bulan lamanya gue harus terlontang-lantung dalam perasaan galau hanya sekedar untuk mendapat kepastian bisa KP di sebuah tempat yang gue tuju. Rasa di PHP-in, di tolak, capek, semua sudah gue rasakan. Dan… dan… akhirnya… oh… Alhamdulillah.

Kata Fatra, kami akan mulai kerja prakteknya di hari Senin, tanggal 16 Juni 2014. Dan kalo tidak ada halangan maupun rintangan, gue sama Uda akan pergi hari Sabtu, tanggal 14 Juni 2014 naek travel. Doain kami ya teman-teman.

Dan inilah babak baru dalam kehidupan gue. Yeah!

Oh iya, dengan adanya kepastian bahwa gue bakal kerja praktek di PTBA, maka ini akan menjadi sesuatu yang berharga banget untuk gue pribadi. Yaps, ini pertama kalinya gue akan keluar kota sendirian. GUE MERANTAU MEN. Hehe. Meskipun waktunya hanya 1 bulan, semoga gue bisa dapet banyak pelajaran hidup dari kerja praktek ini. Aamin.

Tanjung Enim I’m Coming.

Pesan moral :

Tidak ada yang namanya usaha yang tidak membuahkan hasil

Update!
Cerita 1 di sini dan cerita 2 di sini.

Tweet

Subscribe to receive free email updates: