Lanjutan Kerja Praktek Bikin Galau #2

untuk cerita sebelumnya… di sini.

Ketegangan yang panjang itu akhirnya terungkap sudah. Dalam hal ini gue bersama tim gue melakukan kesalahan yang sangat fatal. Sudah bikin data yang asal-asalan, salah juga nulis alamat tempat di mana kami akan ngajuin proposal KP-nya. Kami hebat.

Malam itu juga, proposal KP kami segera di edit ulang. Bukan gue atau pun Fatra yang revisi, tapi masih Uda yang ngerevisi. Karena udah yang ngelakuin, rasa tegang pun kembali memuncak. Besoknya, kami langsung ngurus pemberkasan proposal KP (lagi) di kampus.

Ngurus KP ini emang agak susah-susah menyebalkan, semuanya serba nguras: nguras emosi, nguras kesabaran, nguras bak mandi juga. Di satu sisi, kita lelah menunggu kepastian untuk bisa KP di tempat yang kita inginkan. Di sisi yang lain, kita juga di buat jengkel oleh pihak kampus setiap kali mau pemberkasan. Minta surat izin ini itu, minta tanda tangan pembantu dekan dulu, segala macem tetek titit bengek. Pokoknya ribet.

Nah, bagi gue, hal yang paling ngeselin itu di bagian yang minta tanda tangan. Nunggunya lama. Ini dikarenakan pembantu dekan adalah spesies kampus yang susah banget di temuin, dia orang penting. Kadang nggak masuk lah, dia ke salon krimbat bulu hidunglah, ngasih makan tuyul, pokoknya sibuk bener. Bayangkan itu cuma untuk sesuatu yang sepele lho? minta tanda tangan, namun susahnya minta ampun. OH TUHAN…

Akhirnya, Rabu, 8 April 2014, kami pun ngurus pemberkasan di kampus. Senin, 14 April 2014 berkasnya baru selesai. Satu minggu berlalu cuma untuk nungguin pemberkasan proposal KP selesai. Dan itu artinya makin berkurang saja waktu (kesempatan) kami untuk ngirim berkas proposal ke Telkomsel.

Namun, karena masih yakin sebongkah harapan itu tetep ada, akhirnya kami pun tetap memberanikan diri ngajuin proposal KP ke Telkomsel. Tenang kali ini berkasnya nggak salah alamat lagi, isinya pun 99% sudah bener semua. Namun, namanya manusia yang nggak pernah luput dari khilaf dan dosa. Sisa 1% itu ternyata untuk kesalahan. Yap, Uda kembali lagi salah nulis nomor handphone gue. OH TUHAN… TOLONG ASINGKAN UDA KE PLANET PLUTO!!!

….

Satu minggu telah berlalu, akhir bulan April pun tiba. Seneng gue melihat temen-temen gue hampir sebagian sudah bahagia karena mendapatkan kepastian “bisa” KP di tempat yang mereka tuju. Namun ada juga yang masih senasib kayak tim gue. Kalo sesuai jadwal, akhir bulan Mei atau awal bulan Juni ini, kami semua harus sudah bisa memulai Kerja Praktek.

Bulan telah berganti Mei, tapi kabar dari Telkomsel tak kunjung-kunjung datang menghampiri tim gue. Gue baru sadar, kesalahan penulisan nomor handphone yang Uda lakukan itu sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan tim KP gue. Karena yang salah itu nomor handphone gue dan gue ini adalah ketua tim. Kalo di ingat-ingat, waktu itu Tya juga dapet kabar dari Telkomsel, itu pun karena Tya adalah ketua tim mereka. Nah, bagaimana kalo Uda nulis asal-asalan untuk nomor handphone gue dan ternyata kami di terima? Lalu pihak Telkomsel mau ngabarin ke siapa? Oke… keringat dingin bercampur rasa mau gila pun bermunculan.

Melihat situasi yang makin sembrawut ini. Jumat, 9 Mei 2014, gue mewakili tim gue mendatangi langsung kantor Telkomsel. Selain demi menyelesaikan masalah sepele ini sekaligus menanyakan kepastian di terima atau nggak di terimanya, KP di sana. Oh iya, hal ini terpaksa dilakukan pada hari jumat, karena di bulan Mei itu, pas bener kami lagi masa-masanya menjelang UAS (Ujian Akhir Semester) dan waktu yang kosong, ya cuma ada di hari jumat itu saja. Itu pun kalo nggak ada dosen yang minta waktu belajar tambahan.

Saat itu kami merasa bener-bener berpacu dengan waktu.

Sekitaran jam 2 siang, gue tiba di Telkomsel. Sejujurnya gue baru tahu lho kalo Telkomsel salah satu kantornya gabung sama MDP Store. (Udik ya gue). FYI aja nih, MDP Store adalah salah satu tempat jualan alat elektronik yang menurut gue cukup besar di kota Palembang.

Tanpa berlama-lama lagi, gue langsung nyari lift untuk menuju ke lantai 5, kantor Telkomsel. Kenapa naik lift? Kalo gue milih naik tangga sambil ngesot, bisa-bisa hilang kejantanan gue. Tiba di lantai 5, gue agak shock sebentar, ini karena pas pintu lift-nya terbuka, itu gue langsung di hadapkan dengan meja resepsionis. Di situ ada cowok dan cewek. Gue pun langsung menghampiri mereka.

“Selamat siang mas. Ada keperluan yang bisa kami bantu?” Tanya resepsionis cowok.

“Aduh, kenapa mesti cowok sih yang nanyain gue?!!” Gerutu gue dalam hati.

“Anu… saya mau menanyakan soal Kerja Praktek (KP)” Gue ngomong tapi berdiri di depan resepsionis cewek. Naluri cowok, biasa. Hehe.

“Kerja Praktek ya? Kalo boleh tahu dari kampus mana ini?” Giliran resepsionis cewek yang nanyain gue.

“Aa.. aa.. dari Universitas Sriwijaya, Mbak. Jurusan Teknik Informatika” Gue menjawab dengan penuh antusias dan penuh kemupengan.

“Ngasih berkas proposal KP-nya kapan ya?” Tanya resepsionis cewek dengan suara merdu.

“Sekitaran minggu ketiga di bulan April mbak?” Jawab gue datar.

“Waduh, mepet banget ya waktu ngasihnya” Celetuk resepsionis cewek sambil mencet-mencet jerawatnya.

“Ini mau ke divisi IT ya?” Tanya resepsionis cewek masih dengan mencet-mencet jerawatnya.

Sambil garuk-garuk pantat, gue ngejawab.

“Iya, Mbak, ke divisi IT. Itu masih bisa, kan, KP untuk bulan Juni ini?”. Namun, sebenarnya gue mau bilang “Kalo magang di rumah mbak kira-kira bisa nggak ya?” Gue yakin kalo gue ngomong kayak itu, mulut gue langsung disempel sama deodorant.

“Wah, mohon maaf banget, Mas. Kalo untuk divisi IT, KP di bulan Juni itu slotnya sudah penuh. Tapi untuk bulan September itu masih kosong” Jawab resepsionis cewek itu dengan suara merdu. Seketika juga, jawaban itu dengan hebatnya melukai hati gue sampe ke selangkangan.

“Ini saya ngomong langsung aja ya ke Mas nya, karena dari HRD-nya nyampein ke saya juga gitu” Tambah resepsionis cewek, tambah pedih juga gue dengernya.

“Oooh… jadi beneran nggak bisa ya untuk bulan Juni ini?” Jawab gue dengan muka sedih.

“Iya mas. Nggak bisa. Mohon maaaaaaaf banget…”

Hanya dalam waktu 15 menit, gue berada di Telkomsel. Dan dalam waktu yang singkat itu juga, gue mendapatkan kepastian bahwa gue bersama tim gue kembali lagi di tolak proposal KP-nya. Awalnya cuma pengen benerin kesalahan isi proposal tapi malah langsung dapat kepastian. Oke, ini bukan lagi PHP tapi ini udah gagal beneran. Saat itu dunia rasanya mendadak sangat gelap buat gue. Pokoknya, kecewa berat dah gue sama diri gue saat itu.

Malamnya gue kabarin, Fatra dan Uda. Dengan perasaan yang sedih, gue bilang lewat chat group di facebook. Mau sms nggak ada pulsa.

“Kawan, proposal KP kita di tolak lagi nih. Maaf ya ngasih kabar kayak gini. Jadi sekarang apa yang mesti kita lakukan?”

Rasanya emang bener-bener sedih saat itu. Tapi, gue nggak mau lama-lama larut dalam kesedihan. Karena gue yakin masih ada perusahaan yang mau nerima kami untuk KP di tempatnya. Lewat chat yang lumayan alot itu, gue bersama tim gue memutuskan untuk lanjut nyari tempat KP sampai ketemu. Kami segera bangkit. Kami cuma ada waktu selama 3 minggu lagi untuk mencari tempat KP ini, sebelum bulan Mei selesai dan kerja praktek pun resmi di mulai. Jika tidak, maka kami harus menunda KP sampai semester kedepan. MERDEKA!!!

Pesan moral :

Rasanya di tolak itu emang sakit!

Tweet

Subscribe to receive free email updates: