Jelajah Raso Kue Khas Kota Palembang
Gue yakin setiap daerah di
Indonesia punya kekhasan tersendiri baik budaya, adat, maupun orang-orangnya. Tak
terkecuali, soal kuliner. Di postingan sebelumnya, gue sudah bahas soal kuliner
atau makanan khas dari kota Palembang. Buat yang belum tahu, bisa baca di sini.
Nah, pada kesempatan kali ini,
gue kembali akan mengajak kalian untuk berwisata kuliner khas kota Palembang.
Tapi berbeda dengan sebelumnya, kali ini gue mau bahas kuliner berupa kue-kue atau
yang biasa kita kenal dengan istilah “dessert”.
Ok, guys! Are you ready for ngiler? Hehehe :p
Kue-kue khas kota Palembang ini
sering banget dijumpai setiap acara-acara besar di Palembang. Semisal acara pernikahan,
acara syukuran, bahkan saat hari raya besar sekalipun, seperti Idul Fitri dan
lain-lain. Ya, hal ini kayak udah menjadi suatu kewajiban, kalo ada acara
seperti itu, kue-kue tersebut harus ada.
Baiklah, nggak usah berlama-lama
lagi, berikut gue kasih macam-macam kue khas kota Palembang.
1. Bolu Maksubah
Kue yang pertama akan gue bahas
yaitu Bolu Maksubah. Ini adalah salah satu kue yang sudah sangat melegenda di
kota Palembang. Setiap lebaran idul fitri/adha atau perayaan lainnya, pasti
sering banget akan berjumpa dengan kue yang satu ini.
Bolu Maksuba adalah sebuah kue
tradisional yang pada umumnya terbuat dari telur bebek yang dicampur bersama
dengan bahan pemanis lain seperti susu kental manis dan gula. Sehingga gak
heran lagi, kenapa anak-anak kecil hingga orang dewasa banyak menyukai kue rasanya
sangat manis dan juga legit dimulut ini.
2. Bolu Kojo
Bolu kojo nggak jauh berbeda
dengan bolu maksubah. Bedanya mungkin dari segi penampilan. Kalo bolu maksubah
warnanya kuning campuran telor sama bahan pemanis kue lainnya. Sedangkan, bolu
kojo warnanya adalah hijau. Warna ini didapat dari campuran pandan dan santan.
Bolu Kojo, Mantap!
Kita bakal sering banget ngeliat
makanan ini ketika dihajatan orang-orang di kota Palembang.
3. Kue Delapan Jam
Dengan adonan mirip kue maksubah,
kue ini benar-benar sesuai dengan namanya karena dalam proses pembuatannya
membutuhkan waktu delapan jam. Yap, bener-bener 8 jam, nggak bohong. Kue ini
bahan dasarnya dominan menggunakan telur bebek bahkan sampai 25 butir. Dikukus
dengan menggunakan loyang (cetakan) berukuran yang biasanya 20 x 20 x 6 cm
selama 8 jam dan kemudian dipanggang di oven.
Kue Delapan Jam, Mantap!
Kue delapan jam adalah kue yang sangat
laris manis ketika hari raya idul fitri atau lebaran. Silahturahmi ke rumah
ini, ketemu kue delapan jam. Silahturahmi ke rumah itu, ketemu kue delapan jam.
Silahturahmi ke rumah Nabilah JKT48, ketemu di plaminan. Asoydah! Haha..
4. Srikayo
Kue berikutnya yaitu Srikayo. Ini
adalah kue tapi disajikan kayak semacam pudding versi Palembang. Bahan dasarnya
utamanya tentunya adalah srikaya (pemanis kue), yang dipadukan dengan daun
pandan, dan telor.
Makanan ini nggak mengenal waktu,
mau kapan saja pasti ada. Tapi, paling sering muncul ketika bulan puasa.
Biasanya jadi dessert andalan setelah buka puasa.
Makanan ini, sering banget
dijadikan bahan lucuan. Misalnya: “Nak kayo, banyak-banyak bae
makan srikayo”
Hahaha :)
5. Peler Kambing
PLEASE JANGAN NGOMONG JOROK!
Ya, ini adalah makanan terabsurd
dan terkonyol yang gue tahu. Namanya “PELER KAMBING”. Njrit! Apaan ini. Ahahaha
:p
Jujur, gue pribadi nggak tahu
sama sekali sejarah siapa orang yang pertama kali mencetuskan nama makanan ini.
Yang pasti dia konyol banget!
Sebenarnya ada kok istilah lain
buat makanan ini. Namanya yaitu godo-godo pisang. Cuman mungkin karena udah
familiar dengan kata peler kambing, jadi orang lebih sering pake kata-kata itu.
Hehehe.
Eh, peler kambing, Mantab!
Kue yang satu ini, umumnya jarang
dijual dan lebih banyak untuk dikonsumsi pribadi atau dibuat sendiri gitu. Kalo
pun dijual, harganya bener-bener merakyat. Cukup Rp. 500 pasti dapet itu dulu,
mungkin kalo sekarang harganya Rp. 1000. Bayangin, murah bangetkan untuk harga
sebuah peler... kambing :p
Bahan dasar untuk membuat peler
kambing ini adalah pisang. Cara membuatnya sederhana pisang tadi diremes-remes
sampai halus, lalu dicampur tepung dan gula, sampai membentuk sebuah adonan,
kemudian digoreng. Selesai. Simple bangetkan?
Gue jamin, kalo ditulis lebih
panjang bakal ngawur parah topik yang satu ini.
Intinya gitu deh, orang Palembang
hebat. Udah makan kapal selam, makan roket, ini makan peler kambing. Dahsyat!
Wong kito galo!!
…
Oke, mungkin segitu aja dulu pembahasan
soal kue khas dari kota Palembang. Sebenarnya masih banyak lagi kue khas dari kota
Palembang, tapi gue sengaja cuma tampilin sedikit. Kenapa? Karena enaknya lo datang
langsung aja ke Palembang dan rasakan sendiri sensasi kulinernya. Hehehe :p
Sekedar informasi, kalo kita
ngomongi kue, pastinya membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk memasakanya.
Apalagi kayak kue delapan jam. Yang bener-bener dibuat dalam waktu 8 jam. Maka
dari itu, ketika lo datang ke Palembang, jangan heran kalo lo tahu atau mungkin
mendengar tempat buat memesan kue-kue yang gue sebutin diatas.
Ya, bagi mereka yang mempunyai
kemampuan bikin kue diatas (umumnya ibu-ibu), ini bisa menjadi ladang bisnis
lho. Apalagi menjelang lebaran hari raya idul fitri misalnya, beh… itu gue
jamin, pasti banyak banget orang yang suka mesen kue-kue diatas. Salah satunya
nyokap gue. Alesannya sepele yaitu “Ibu, nggak mau repot kak!” Oh… Yeah. My
lovely mother! :)
So, kalo lo punya kemampuan bikin
kue? Cobalah buat kue-kue khas kota Palembang. Terus dijual, siapa tahu banyak
yang mesen. Kan lumayan :)
Baca jelajah raso yang lainnya:
Palembang emang terkenal akan kulinernya ya. Setelah baca post ini, perutku mulai brutal. Padahal barusan aja makan malem. Hiks :'(
BalasHapusHaha, selamat merasakan yak!
HapusKapan kapan mau ke Palembang banggg, gegara liat pic kue2 nya :g
BalasHapusItu peler... kambing kalo di muara enim namanya berengas -_- Hahaha
BalasHapusWeh, ada nama lain ya. Hihi
HapusHahahaha kok nggak ngiler ya?
BalasHapusSecara saya bukan penyuka kue manis...
wah, sayang banget ya... :p
Hapuspeler kambing kayanya enak nih #PecintaPeler #eh
BalasHapusYa elah, mpok pinah yaaa :p
Hapus